iDAN

04 Mac 2010

Jangan Biarkan Anak Nonton TV Terus (Delima Merkah)


JANGAN biarkan anak terus-terusan menghabiskan waktu duduk sambil menonton TV atau bermain game komputer. Aktiviti fisik jauh lebih baik untuk kesihatan dan tumbuh kembangnya.

Aktiviti fisik (exercise) yang dilakukan anak dengan giat dan penuh semangat bagus untuk membuat badannya tetap sehat. Sebaliknya, anak yang terlalu betah berlama-lama duduk di depan layar kaca, baik itu menonton TV maupun main game komputer, cenderung lebih mudah menderita kegemukan atau obesiti.


Dr. Ulf Ekelund dari The MRC Epidemiology Unit di Cambridge, Inggeris, mengatakan aktiviti seperti duduk sambil nonton TV dapat berdampak negatif pada anak, seperti perilaku kekerasan, agresiviti prestasi akademik menurun, dan postur tubuh yang tidak baik.

Guna menyelidiki keterkaitan antara ketidak-aktifan fisik dan kegemukan pada anak, belum lama ini Ekelund dan timnya melakukan penelitian terhadap 1,862 anak usia 9-10 tahun. Dari sejumlah anak tersebut, 23% di antaranya berada dalam kondisi kegemukan atau obesiti.

Agar peneliti mudah melakukan pemantauan dan penilaian, anak-anak tersebut diminta memakai semacam ikat pinggang yang secara automatis akan mengukur aras intensiti dari aktiviti anak-anak itu sepanjang hari. Peneliti lantas akan menilai keterkaitan antara aktiviti dan ukuran ikat pinggang serta melakukan pengukuran lemak tubuh serta indeks massa tubuh anak-anak tersebut.

Anak-anak juga ditanyai seberapa lama mereka menghabiskan waktu menonton television atau bermain game komputer. Sebanyak 60% anak melakukan aktiviti fisik (yang melibatkan gerakan anggota tubuh) setidaknya satu jam per hari. Sementara 58% anak menghabiskan waktu kurang dari 2 jam di depan TV atau komputer per hari.

Rupanya, anak-anak yang dalam kesehariannya jarang bergerak, ikat pinggangnya pun cenderung besar dan peratus lemak tubuh pun tinggi. Dua hal ini menguatkan bahwa mereka sangat sedikit menghabiskan waktu untuk beraktiviti fisik setiap harinya. Temuan lainnya, anak-anak yang cenderung melakukan aktiviti fisik yang cukup menguras tenaga, seperti berlari, bermain bola, dan berbasikal umumnya perut dan pinggangnya lebih padat berisi.


Olahraga Rutin

Berdasarkan hal ini, peneliti menyarankan agar orang tua tidak membiarkan anak-anaknya terlalu banyak menghabiskan waktu duduk sambil menonton TV dan memacu anaknya untuk lebih aktif bergerak sehingga risiko obesiti pun menjauh. Makin aktif makin bagus, tetapi jangan lupakan istirehat seperti tidur karena diperlukan untuk pertumbuhan anak.

Sebelumnya, kajian yang dilakukan Dr. Michael Sjostrom dan timnya dari Karolinska Institute di Huddinge, Swedia, melaporkan bahwa olahraga yang rutin dan terus-menerus lebih efektif daripada olahraga dengan intensiti yang rendah. Hal ini juga sangat baik karena dapat membuat anak tetap sehat dan terhindar dari obesiti.

Makin meningkat kegiatan fisik anak, maka dapat mencegah naiknya berat badan. Penelitian yang melibatkan 780 anak usia 9-10 tahun itu dilakukan dengan mengukur tingkat aktiviti anak-anak tersebut selama lebih dari 4 hari menggunakan suatu alat yang disebut accelerometer.

Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang melakukan aktiviti fisik lebih dari 40 minit setiap hari memiliki berat badan yang lebih kecil daripada mereka yang hanya melakukan aktiviti fisik selama 10-18 minit per hari.

"Kami menyarankan bahwa aktiviti olahraga yang rutin dan terus-menerus memberikan kesan yang lebih besar dalam mencegah anak mengalami obesiti dibandingkan mereka yang lebih sedikit beraktiviti. Di samping itu, aktiviti fisik yang lebih lama dapat memperbaiki kondisi kardiovaskular anak," ujar Sjostrom.

Aktiviti fisik akan lebih berat bagi anak-anak dan remaja yang mengalami kelebihan berat badan dan obesiti. Oleh karenanya, para doktor menyarankan mereka untuk melakukan latihan fisik secara bertahap. Pilihlah jenis latihan untuk anak yang bersifat memperkenalkan permainan baru yang menyenangkan dan menarik hati mereka.

Selain itu, variasi latihan perlu diberikan agar tidak timbul rasa bosan anak, misalnya dalam memilih bola pilihlah yang berwarna-warni dengan ukuran berbeda. Akan lebih baik lagi jika anak diberikan program latihan sedini mungkin yang disesuaikan dengan perkembangan fisik mereka. (ksi/ozc/tin)