Sebagaimana telah banyak diketahui oleh Umat Islam mengenai Fadilat melaksanakan Puasa Ramadan, dimana yang paling terkenal adalah hadits yang diriwayatkan oleh Salman al Farisi, Nabi SAW bersabda: “Adalah bulan Ramadan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Namun demikian untuk memberikan wacana lebih luas dan dalam, perlu kiranya Umat juga membaca tulisan berikut ini mengenai Fadilat melaksanakan Puasa Ramadan yang diuraikan hari per harinya.
Berikut ini adalah Keutamaan dan Fadilat melaksanakan Puasa Ramadan dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-30. Diambil dari Kitab Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah yang di tulis oleh Syeikh Muhammad bin Ali bin Husein bin Musa bin Babawayh Al-Qumi, beliau adalah seorang ulama besar ahli hadits ber-Mazhab Ahlul Bait Nabi SAW. Ditulis berdasarkan Hadits shahih yang telah di “Tahqiq”.
Hari ke-1: Semua dosa akan diampuni oleh Allah SWT, baik yang tersembunyi dan yang terang-terangan. Akan meninggikan darjat berlipat ribuan. Dan membuatkan untuk kalian lima puluh ribu kota di syurga.
Hari Ke-2: Setiap ibadah akan dicatat oleh Allah SWT terhadap segala apa yang dilakukan. Memberikan pahalanya seperti ibadah selama satu tahun. Menyetarakan pahalanya seperti pahala seorang nabi. Dan mencatat puasa hari ke-2 seperti puasa satu tahun.
Hari Ke-3: Allah SWT memberi setiap rambut di tubuh kalian taman permata yang indah di syurga Firdaus, di atasnya dua belas ribu rumah dari cahaya, di bawahnya dua belas ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur ada bidadari, setiap hari seribu malaikat berkunjung dan setiap malaikat membawa hadiah untuk kalian.
Hari Ke-4: Pahalanya adalah Syurga Khuld yang didalamnya terdapat tujuh puluh ribu istana dan di setiap istana terdapat tujuh puluh ribu rumah, di setiap rumah terdapat lima puluh ribu tempat tidur dan disetiap tempat tidur terdapat bidadari dan setiap bidadari memiliki seribu perhiasan yang lebih baik dari dunia dan segala isinya.
Hari Ke-5: Pahalanya adalah Syurga Al-Ma’wa yang terdapat beribu-ribu kota, setiap kota terdapat seribu rumah, di setiap rumah terdapat seribu meja makan, di atas setiap meja makan tujuh puluh ribu tempat makanan, di setiap tempat makanan tujuh puluh macam makanan yang tidak sama satu dengan yang lain.
Hari Ke-6: Pahalanya adalah Syurga Darus Salam yang terdapat seratus ribu kota, di setiap kota seratus perkampungan, disetiap perkampungan seratus ribu rumah, di setiap rumah seratus ribu tempat tidur dari emas yang panjang, setiap tempat tidur panjangnya seribu hasta, di atas tempat tidur terdapat bidadari sebagai pasangan yang berhias dengan tiga puluh ribu perhiasan dari permata putih dan permata merah, dan setiap bidadari membawa seratus pelayan.
Hari Ke-7: Pahalanya adalah Syurga Na’im. Pahala seribu syuhada’ dan empat puluh ribu orang yang benar.
Hari Ke-8: Pahalanya seperti pahala amal enam puluh ribu ahli ibadah dan orang enam puluh ribu orang yang zuhud.
Hari Ke-9: Pahalanya adalah Allah SWT akan memberikan apa yang diberikan kepada seribu ulama, seribu orang yang i’tikaf, dan seribu orang yang menyambung tali persaudaraan.
Hari Ke-10: Dikabulkannya tujuh puluh ribu hajat, dan matahari, bulan, bintang-bintang, binatang yang melata, burung, binatang buas, setiap bebatuan dan bongkahan tanah liat, setiap yang kering dan yang basah, setiap binatang di laut dan dedaunan di pepohonan akan memohonkan ampunan bagi kita.
Hari Ke-11: Pahalanya seperti pahala empat kali orang yang haji dan umrah, setiap yang haji bersama seorang Nabi, dan setiap yang umrah bersama orang yang benar dan yang syahid.
Hari Ke-12: Akan dijadikan bagi kalian keimanan yang dapat merubah keburukan-keburukan menjadi kebaikan-kebaikan yang berlipat-ganda, dan mencatat bagi kalian setiap kebaikan seribu kebaikan.
Hari Ke-13: Dicatat bagi kalian pahala seperti pahala ibadah penduduk Mekkah dan Madinah, dan Allah memberi kalian syafaat sejumlah bebatuan dan bongkahan tanah liat yang ada di antara Mekkah dan Madinah.
Hari Ke-14: Kalian seperti berjumpa dengan Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan Sulaiman, dan seperti beribadah kepada Allah Azza wa Jalla bersama setiap Nabi selama dua ratus tahun.
Hari Ke-15: Dikabulkan untuk kalian hajat-hajat dunia dan akhirat, memberi kalian apa yang diberikan kepada Nabi Ayyub; para malaikat pemikul Arasy memohonkan ampunan untuk kalian, dan pada hari kiamat Allah Azza wa Jalla akan memberi kalian empat puluh cahaya, sepuluh cahaya dari sebelah kanan kalian, sepuluh dari sebelah kiri kalian, sepuluh dari depan kalian, dan sepuluh cahaya dari belakang kalian.
Hari Ke-16: Diberikan kepada kalian enam puluh pakaian untuk kalian pakai pada hari kalian dibangkitkan dari kubur, enam puluh onta untuk kalian kendarai, dan dikirim awan untuk menaungi kalian dari sengatan panas hari itu.
Hari Ke-17: Allah SWT menyatakan: “sungguh Aku telah mengampuni mereka dan bapak-bapak mereka, Aku akan lindungi mereka dari azab hari kiamat.”
Hari Ke-18: Diperintahkan kepada malaikat Jibril, Mikail, Israfil, malaikat pemikul Arasy dan Al-Karubin agar memohonkan ampunan untuk ummat Muhammad saw sampai tahun berikutnya, dan Allah Azza wa Jalla memberikan pada kalian pahala para syuhada’ Badar.
Hari Ke-19: Semua malaikat langit dan bumi minta izin kepada Tuhannya untuk berziarah ke kuburan kalian setiap hari, dan setiap malaikat membawa hadiah dan minuman untuk kalian.
Hari Ke-20: Diutus kepada kalian tujuh puluh Malaikat untuk menjaga kalian dari setiap setan yang terkutuk; dicatat untuk kalian setiap hari kalian puasa seperti berpuasa seratus tahun; menjadikan parit antara kalian dan neraka; memberi kalian pahala orang yang termaktub dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qu’an; dicatat untuk kalian setiap pena Jibril sebagai ibadah satu tahun; memberikan pada kalian pahala tasbih Arasy dan Kursi; dan memberi pasangan untuk kalian setiap ayat Al-Qur’an seribu bidadari.
Hari Ke-21: Diluaskan kuburan kalian seribu farsakh, menghilangkan dari kalian kegelapan dan kesepian, menjadikan kuburan kalian seperti kuburan para syuhada’, dan menjadikan wajah kalian seperti wajah Yusuf bin Ya’qub AS.
Hari Ke-22: Diutus kepada kalian malaikat maut seperti pada para Nabi saw, menyelamatkan kalian dari keganasan malaikat Munkar dan Nakir, dan menghilangkan dari kalian penderitaan dunia dan akhirat.
Hari Ke-23: Kalian akan melintasi shirathal mustaqim bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada’, dan pahala kalian seperti memberi makanan kepada setiap anak yatim dari ummatku dan seperti memberi pakaian kepada setiap yang telanjang dari ummatku.
Hari Ke-24: kalian tidak akan keluar dari dunia kecuali kalian melihat kedudukannya di syurga; setiap kalian diberi pahala seribu orang yang sakit, seribu pahala orang yang merantau untuk mentaati Allah Azza wa Jalla, kalian diberi pahala seribu pembebasan dari keturunan nabi Ismail AS.
Hari Ke-25: Dibuatkan untuk kalian di bawah Arasy seribu menara hijau, di atas setiap menara terdapat kemah dari cahaya, dan Allah SWT berfirman: “Wahai ummat Muhammad, Aku adalah Tuhan dan kalian adalah hamba-Ku, bernaunglah kalian di bawah Arasy-Ku di menaramenara ini, makan dan minumlah sepuas kalian, jangan takut dan jangan sedih; wahai ummat Muhammad, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan mengirim kalian ke syurga, kalian akan dibanggakan oleh orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir, Aku akan memberikan pada setiap kalian seribu mahkota dari cahaya, kendaraan onta yang Kuciptakan dari cahaya, tali kendalinya dari cahaya dan pada tali kendali itu terdapat seribulingkaran yang terbuat dari emas, dan pada setiap lingkaran berdiri malaikat, dan setiap malaikat memegang tongkat dari cahaya sehingga kalian memasuki syurga tanpa dihisab.
Hari Ke-26: Allah SWT memandang dengan kasih sayang-Nya, kemudian mengampuni semua dosa kalian kecuali sogokan dari hartanya; Mensucikan rumah kalian setiap hari tujuh puluh ribu kali dari ghibah dan dusta.
Hari Ke-27: Pahalanya seperti menolong setiap mukmin dan mukminah, memberi pakaian pada tujuh puluh ribu orang yang telanjang, membantu seribu orang yang menjalin tali persaudaraan; kalian seperti membaca semua kitab yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada para Nabi-Nya.
Hari Ke-28: Menjadikan bagi kalian di syurga Al-Khuld seratus ribu kota dari cahaya, memberi kalian di syurga Al-Ma’wa seratus ribu istana dari perak; memberi kalian di syurga Al-Jalal tiga ratus ribu mimbar (tempat yang tinggi) yang terbuat dari misik, di setiap mimbar seribu rumah dari za’faran.
Hari Ke-29: Diberikan kepada kalian beribu-ribu kediaman dan di setiap kediaman terdapat menara putih, disetiap menara terdapat tempat tidur dari kafur putih dilengkapi dengan seribu permadani dari sutera hijau, di setiap permadani disiapkan bidadari yang dihiasi dengan tujuh puluh ribu hiasan, di kepalanya seribu hiasan dari permata.
Hari Ke-30: Akan dicatat bagi kalian setiap hari sebelumnya pahala seribu suhada’ dan seribu orang yang benar; Dicatat bagi kalian seperti beribadah lima puluh tahun; Dicatat bagi kalian untuk setiap hari seperti puasa dua ribu hari, dan mengangkat derajat kalian.
iDAN:
TAPI AWAS FADILAT PUASA INI BOLEH DIRAGUKAN ADALAH LEBIH ELOK KITA TERUS MENJAGA IMAN JANGAN IMPIKAN SANGAT GANJARAN; IANYA TETAP ADA, UJUD SETELAH KITA KE SANA; FADILAT YG BAGAIMANA MEMANG IANYA PERKARA GHAIB YANG SUKAR KITA TENTUKAN.
baca tulisan ini...
HADITH PALSU KELEBIHAN TARAWIH
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang.
Puji-pujian bagi Allah Subhanahu Wata'ala, Selawat dan Salam ke atas
junjungan kita Nabi Muhammad Sallaahu 'Alaihi Wasallam serta para
sahabatnya.
|
|
SEJAK
beberapa tahun kebelakangan ini satu hadis tentang kelebihan Tarawih
pada malam-malam Ramadan telah tersebar dengan meluas sekali. Media
elektronik, cetak serta media massa lain turut memainkan peranan
menyebarkannya melalui akhbar, dairi Islam, TV, radio, risalah dan
lain-lain dengan harapan semoga mereka mendapat saham dalam usaha
menggalakkan umat Islam supaya rajin beramal ibadat, terutamanya dalam
bulan yang diberkati itu. Hadis yang dimaksudkan itu ialah satu hadis
yang agak panjang kononnya diriwayatkan oleh Sayyidina Ali r.a. yang
sebahagian darinya adalah seperti berikut.
|
|
Diriwayatkan
oleh Sayyidina Ali bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda berkenaan
dengan fadilat sembahyang Tarawih pada bulan Ramadan antaranya:
|
|
Namun begitu setelah diajukan pertanyaan kepada beberapa tokoh agama tanah air mengenai kedudukan hadis ini, dari manakah ianya diambil, semuanya tidak dapat memberikan penjelasan. Dan setelah diteliti dalam kitab induk hadis seperti Sunah Sittah dan lain-lain kitab hadis lagi, ianya tidak ditemui. Begitu juga dalam kitab-kitab hadis palsu (maudhu`aat) sendiri pun tidak didapati hadis ini. Ini menunjukkan bahawa hadis ini merupakan satu hadis yang baru diada-adakan sehingga ulama-ulama hadis dahulu yang menulis tentang hadis maudhu` pun tidak mengetahui akan wujudnya hadis ini. Kita tidak menafikan kelebihan sembahyang Tarawih dan kedudukannya dalam sunnah. Namun begitu kita tidak mahu umat Islam tertipu dengan berbagai-bagai janji palsu yang menyebabkan umat Islam mengerjakan amalan kebaikan dengan mengharapkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan diperolehinya. Dengan tersebarnya hadis-hadis palsu seumpama ini juga akan mencemarkan kesucian hadis Rasulullah s.a.w. yang dipelihara dengan dengan begitu baik oleh ulama kita dahulu. | |
Rasulullah
S.A.W. telah pun memberikan amaran terhadap orang-orang yang mengadakan
pendustaan atas namanya dengan ancaman yang berat sebagaimana sabdanya:
Barang siapa sengaja mengadakan dusta atas namaku maka hendaklah dia
menyediakan tempatnya dalam neraka. (Bukhori, Muslim)
|
|
Hadis
ini diriwayatkan dengan banyak sekali sehingga sampai keperingkat
Mutawatir. Ancaman ini merangkumi segala jenis pendustaan keatas Nabi
S.A.W. sama ada dengan maksud memberi galakan supaya rajin beramal
ibadat ataupun ancaman supaya menjauhi segala larangan Allah (targhib
dan tarhib).
|
|
Mulla
Ali Qari dalam Al-Asrarul-Marfu'ah selepas membawakan lebih dari
seratus riwayat hadis mengenai pendustaan atas nama Nabi Muhammad s.a.w.
menukilkan kata-kata Imam Nawawi dalam syarah Muslim. Kata Imam Nawawi:
Haram meriwayatkan sesuatu hadis palsu (maudhu`) bagi orang yang
mengetahui bahawa hadis itu maudhu` atau dia hanya menyangka hadis ini
maudhu`. Siapa yang menceritakan hadis yang dia tahu atau dia sangka
bahawa ianya maudhu` serta dia tidak menerangkan keadaannya maka dia
termasuk dalam ancaman ini. Katanya lagi, tidak ada perbezaan dalam
pengharaman pendustaan atas Nabi Muhammad s.a.w. di antara hadis tentang
hukum-hukum dan hadis yang bukan berkenaan dengan hukum seperti hadis
yang mengandungi dorongan serta galakan beramal ibadat, hadis-hadis
nasihat dan lain-lain. Semuanya haram termasuk dalam sebesar-besar dosa
dan sejelek-jelek perkara dengan ijmak ulamak Islam? seterusnya dia
berkata: Ulama sudahpun sepakat mengenai haram berdusta atas nama
orang-orang biasa. Bagaimana pula dengan orang yang kata-katanya adalah
syariat, kalamnya adalah wahyu dan berdusta atasnya adalah pendustaan
atas Allah juga. Firman Allah bermaksud: Tidaklah dia mengucapkan
mengikut kemahuan hawa nafsunya. Apa yang diucapkan tidak lain melainkan
wahyu yang diwahyukan. (An-Najm: 3-4).
|
|
Di
dalam hadis tersebut nampaknya ada galakan supaya umat Islam rajin
untuk melakukan amalan Tarawih dalam bulan Ramadan seperti kita sering
dapati hadis ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang
sebenarnya hadis itu pun direka atas nama nabi Muhammad s.a.w. seperti
contoh satu hadis yang sebahagian darinya berbunyi: Jika seseorang itu
meninggalkan sembahyang Zuhur dosanya adalah seperti dia berzina dengan
ibunya sendiri. Jika dia meninggalkan sembahyang Asar dosanya adalah
seperti meruntuhkan Kaabah.
Adakah tidak cukup dengan janji ganjaran dari Allah bagi orang yang menghidupkan malam Ramadan yang terdapat dalam kitab hadis shahih contohnya hadis yang bermaksud: Sesiapa yang menghidupkan malam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah diampunkan dosa-dosanya yang lalu. (Al-Bukhari) Dan adakah tidak cukup dengan ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang terdapat dalam al-Quran antaranya firman Allah yang bermaksud: Apakah yang menyebabkan kamu dimasukkan ke dalam neraka saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu termasuk orang yang tidak mengerjakan sembahyang. (Al-Muddatsir) Sebenarnya bagi mereka yang suka menghidupkan malam Ramadan tidak mesti dengan adanya hadis rekaan yang seperti ini mereka akan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan amalan Tarawih ini. Dan orang yang malas bersembahyang bawalah hadis yang bagaimana teruk sekalipun seksaannya, namun mereka tetap tidak mahu mengerjakannya. |
|
Antara ciri-ciri hadis maudhu`(rekaan) dari segi zahirnya selain dari meneliti sanad perawinya ialah :
1. Kelebihan yang
disebutkan menyamai atau mengatasi kelebihan yang terdapat pada para
sahabat nabi kita Muhammad s.a.w. atau orang yang berjuang bersama
dengan nabi yang lain apatah lagi untuk menyamai atau mengatasi
kedudukan nabi-nabi kerana umat yang datang kemudian walaupun
setinggi-tinggi wali sekalipun tidak akan dapat mengatasi atau menyamai
kedudukan sekecil-kecil sahabat apatah lagi untuk menyamai kedudukan
seorang nabi.
2. Kelebihan yang
terdapat didalamnya tidak sepadan dengan amalan yang dilakukan sedangkan
ia menyalahi apa yang terdapat dalam syariat sebagaimana tersebut dalam
Al-Qur'an dan hadis-hadis sahih.
3. Kandungannya serta
ertinya rapuh, tidak menyerupai kalam Nabi Muhammad s.a.w. dan lafaznya
tidak sesuai keluar dari mulut Nabi seperti yang terdapat dalam
hadis-hadis sahih.
4. Dalam sesetengah
risalah yang terdapat hadis ini, ianya dimulai dengan "Ya Ali" sedangkan
ulama hadis sudah mengatakan bahawa hadis yang dimulai dengan kata-kata
ini hanya dua atau tiga sahaja yang sahih. Yang lainnya palsu.
|
|
Oleh
itu umat Islam sekalian, terutamanya pihak seperti institusi agama di
peringkat negeri dan pusat, sepatutnya prihatin terhadap perkara seperti
ini demi menjaga kesucian hadis Rasul yang menjadi pegangan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah. Umat Islam janganlah mudah tertipu dengan dakyah
palsu yang dikaitkan dengan Rasulullah sedangkan ianya tidak ada
hubungan langsung dengan Rasulullah s.a.w. Janganlah sampai masyarakat
kita melakukan sesuatu amalan dengan harapan akan mendapat pahala
sedangkan sebaliknya dosa besar pula yang diperolehi dengan menyebarkan
dan seterusnya beramal dengan hadis-hadis palsu seperti ini.
|
Petikan dari terbitan dan edaran percuma:
DARUL QURAN WAS-SUNNAH
Lot 1499, Taman Seri Demit, Jalan Sultanah Zainab 2
Kubang Kerian , 16150 Kota Bharu, Kelantan.
Ketaqwaan di Bulan Ramadan
Soalan:
Apakah persediaan dan bekalan yang diperlukan untuk memasuki "Universiti Ramadan" agar berjaya memperolehi "Ijazah Taqwa"?
Abdul Hanan, KL
Jawapan:
Bulan Ramadan merupakan bulan yang mulia, bahkan ia merupakan waktu (universiti) untuk membina jiwa dan raga dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak hadis dan ayat Al Quran yang menjelaskan tentang kelebihan bulan Ramadan ini diantaranya: "Apabila masuk bulan Ramadan maka dibukalah pintu-pintu langit dan ditutuplah pintu-pintu neraka dan diikatlah semua syaitan".(Riwayat Bukhari dan Muslim) Banyakkan amalan-amalan sunat dan laksanakan amalan wajib dengan sempurna. Dalam sebuah hadis ada disebutkan tentang di antara amalan-amalan yang perlu dilaksanakan agar memperolehi ketaqwaan. Namun sebelum melaksanakan semua amalan itu hendaklah mempersiapkan jiwa dengan rasa keikhlasan dan beramal kerana Allah semata, bukan kerana riya dan ingin pujian manusia. Jika ini yang terjadi maka rugilah dan punahlah segala amalan yang kita kerjakan nanti.
Di antara amalan yang dianjurkan Rasulullah tersebut antara lain: Solat tarawih dan solat-solat sunat yang lain, bantu membantu diantara sesama Islam dengan amalan sedekah dan sebagainya, memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang-orang yang berpuasa terutamanya orang-orang miskin. Banyak bertahlil, banyakkan memohon keampunan dengan bertaubat dan beristighfar, memohon memperoleh syurga Allah di akhirat kelak dan mohon perlindungan dari api neraka. Wallahu A'lam