iDAN

26 Julai 2009

Cara mendekati Allah (Agama)

Tanggal : 27 Jul 2009
Sumber : Harian Terbit

"KATAKAN kepada kami bagaimana cara taqarrub atau mendekati Allah Swt, Tuan," pinta seorang murid sebelum Abu Qubaisy sempat menyampaikan kata pengantar pembuka majelis taklimnya pagi itu.

"Mengabdilah kepada Allah Swt dengan penuh kesadaran bahwa Dia menciptakan jin dan manusia hanya untuk mengabdi. Dan hadapkanlah wajah hanya kepada-Nya saja. Jangan ada tempat menghadap yang lain selain Dia," jawab sang mahaguru yang luas ilmu dan pengetahuannya tersebut.

"Bersediakah Tuan jelaskan itu dengan bahasa yang lebih mudah dipahami?" tanya dan sekaligus pinta murid lain yang tampak penasaran.

"Barangkali ada baiknya kukutipkan untuk kalian apa yang pernah diucapkan sufi dan ulama besar Syekh Abd al-Qadir Jailani. Kata beliau, 'Pada pandanganku dunia ini ibarat fatamorgana, datang dan pergi, bersifat semu, menipu, dan palsu. Karena itu aku tidak pernah percaya kepadanya, dan sama sekali tidak terpikat olehnya. Karena dia datang dan pergi begitu saja. Akan halnya akhirat, di situ aku hanya sebentar saja. Bila aku telaah dan perhatikan keadaannya, kutemukan ada juga kekurangannya. Ia diciptakan untuk makhluk yang ciri-cirinya mirip dunia ini. Di dalamnya aku melihat Allah telah menyediakan tempat untuk memuaskan segala keinginan dalam diri, yakni nafsu dan segala yang menyenangkan mata belaka. Kemudian aku bertanya kepada diriku sendiri, "Apa yang diinginkan hati ini?" Aku pun memalingkan wajahku kepada "Tuan" yang memiliki semua makhluk, yakni Mawla. Pengolah, yakni Bari'. Pembuat, yakni Khalik. Dan Pencipta, yakni Muhdits. Apakah ada yang lain selain "Tuan" ini?"

Menurutku, dari ucapan yang pernah dikatakan Abd al-Qadir Jailani itu, bilamana orang dengan sepenuh kesadaran mengabdikan diri hanya kepada Allah, dengan keyakinan karena tak ada tempat lain untuk mengabdi, maka Dia dengan sifat-Nya yang Pemurah akan memberikan ganjaran utama. Yaitu akan menggantikan kejahilan atau kedunguan, dengan ilmu. Menggantikan rasa jauh menjadi rasa dekat. Menggantikan kegelapan dengan cahaya yang benderang, dan seterusnya," jelas Abu Qubaisy dengan panjang lebar. *

1 ulasan:

- just me - berkata...

Sayangnya orang hari ini lebih ramai yg memandang ke arah harta, pangkat & kuasa.. Moga kita terhindar drp tergolong di kalangan orang2 yg sebegitu..